Jambidalamberita.id, BANGKO - Wakil Bupati Merangin Khafidh Moein meninjau langsung kondisi Dam Betuk di Desa Tambang Baru, Kecamatan Tabir Lintas. Peninjauan ini dilakukan menyusul laporan warga terkait pencemaran parah yang diduga berasal dari aktivitas pertambangan emas tanpa izin (PETI) jenis dompeng lanting di sekitar kawasan dam.
Saat kunjungan, Wabup Khafidh mendapati kondisi Dam Betuk yang kini jauh berbeda dibandingkan saat kejayaannya pada 2014, ketika masih dikenal sebagai lumbung ikan terbesar di Provinsi Jambi.
Air yang dulu jernih kini berubah menjadi keruh kekuningan dan tampak mengandung lapisan minyak di permukaannya. Sejumlah keramba ikan warga rusak dan tak lagi difungsikan, menjadi bukti nyata kerusakan aset daerah tersebut.
“Airnya sudah mengandung minyak. Tadi kita ambil sampel untuk diuji di laboratorium, apakah mengandung merkuri atau zat berbahaya lainnya,” ujar Khafidh di lokasi.
Kerusakan ini berdampak langsung terhadap peternak ikan lokal. Perubahan pH dan kualitas air menyebabkan banyak ikan mati, sementara yang masih hidup mengalami pertumbuhan lambat. Salah satu peternak, Bisri, mengaku hanya ikan patin dan nila yang bisa bertahan, namun dengan kondisi tidak ideal.
“Sekarang tiga ekor ikan baru satu kilogram, itupun kurus,” keluh Bisri, Jumat (7/11).
Dam Betuk sendiri sebelumnya digadang-gadang menjadi sumber cadangan pangan sektor perikanan bagi Kabupaten Merangin. Namun akibat maraknya aktivitas PETI, fungsinya kini nyaris lumpuh.
Menanggapi situasi tersebut, Wabup Khafidh menyatakan akan segera melaporkan hasil temuan ke Bupati Merangin untuk menentukan langkah tegas dalam penanganan pencemaran.
“Saya mengimbau agar semua dompeng segera dikeluarkan dari Dam Betuk. Ini aset kabupaten yang harus kita jaga,” tegasnya.