Jambi Dalam Berita.Id- Fenomena naturalisasi pemain untuk memperkuat tim nasional kini semakin meluas, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di negara-negara besar seperti Australia. Media lokal Australia, Sydney Morning Herald (SMH), baru-baru ini mengungkapkan bagaimana Federasi Sepak Bola Australia (FFA) menerapkan strategi yang serupa dengan yang dilakukan oleh PSSI dalam memperkuat tim nasional mereka.
Dalam laporannya, SMH menyoroti perubahan signifikan dalam cara tim nasional Australia, yang kini lebih sering mengandalkan pemain diaspora dan naturalisasi. "Tak ada lagi hari ketika tim Garuda dipilih berdasarkan pemain dari kompetisi lokal," tulis Sydney Morning Herald dalam artikelnya, mengacu pada timnas Indonesia yang kini lebih terbuka terhadap pemain keturunan.
Skuad Australia, yang akan bertanding di Sydney, diperkirakan akan menampilkan pemain dari klub-klub besar Eropa seperti Wolverhampton, Swansea, Utrecht, Twente, Venezia, Palermo, dan Copenhagen. Hal ini menandakan perubahan pola seleksi pemain yang semakin bergantung pada kualitas internasional daripada hanya mengandalkan pemain lokal.
Strategi ini sudah terbukti efektif bagi Indonesia, yang sejauh ini berhasil tampil cukup baik dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026. Tim Garuda, yang mengoleksi enam poin, kini berada di peringkat tiga Grup C, hanya selisih satu poin dari Australia. Pemain naturalisasi yang bergabung dalam tim nasional Indonesia turut memberikan kontribusi besar dalam pencapaian tersebut.
Tak hanya Indonesia, Australia pun telah mengadopsi pendekatan yang sama sejak era pelatih Graham Arnold dan Ange Postecoglou. Menurut SMH, naturalisasi pemain adalah langkah yang ditempuh Arnold untuk memperkuat tim, dengan merekrut Harry Souttar, Martin Boyle, dan Jason Cummings, yang merupakan pemain asal Skotlandia dengan keturunan Australia. Sebelumnya, Ange Postecoglou juga melakukan hal serupa dengan merekrut striker kelahiran Yunani, Apostolos Giannou, untuk memperkuat timnas Australia.
Di antara keempat pemain tersebut, hanya Martin Boyle yang dipanggil oleh pelatih terbaru Australia, Tony Popovic, dan hingga kini masih aktif bermain di Liga Skotlandia bersama Hibernian. Langkah serupa juga dilakukan oleh negara-negara Asia Tenggara seperti Filipina dan Malaysia, yang telah memanfaatkan pemain keturunan untuk memperkuat tim nasional mereka.
Fenomena ini juga terlihat pada tim-tim besar dunia lainnya, termasuk semifinalis Piala Dunia 2022, Maroko, yang juga banyak mengandalkan pemain keturunan yang dididik di Eropa. Hal ini menunjukkan bahwa naturalisasi pemain kini menjadi praktik umum dalam upaya meningkatkan kualitas tim nasional di berbagai belahan dunia.
Dengan semakin banyaknya negara yang mengadopsi kebijakan naturalisasi pemain, muncul pertanyaan apakah sudah saatnya untuk menghilangkan kontroversi terkait kebijakan ini. Sebagai langkah strategi, naturalisasi jelas telah membantu tim-tim nasional dalam meraih prestasi, dan tampaknya ini adalah tren yang akan terus berkembang di masa depan.