JambiDalamBerita.id, Muaro Jambi-Gelombang protes meletus di Desa Pematang Jering, Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi, setelah sebuah tongkang batubara diduga menabrak puluhan keramba ikan milik warga pada Jumat dini hari 30 Mei 2025 dan memicu aksi massa pada Sabtu pagi 31 Mei 2025.
Tongkang tersebut dilaporkan menghantam sekitar 20 unit keramba ikan yang sedang memasuki masa panen. Warga menaksir kerugian akibat insiden ini mencapai Rp500 juta, lantaran ikan-ikan yang siap panen turut hancur bersama keramba.
Kemarahan warga semakin memuncak karena kapal tongkang diduga beroperasi tanpa awak dan terdampar di tengah aliran Sungai Batanghari. Kondisi ini dinilai sangat membahayakan karena jika arus sungai menguat, kapal tersebut bisa hanyut dan kembali menabrak fasilitas warga.
"Tengok ha, kapalnyo dak do awaknyo, bahayo nian ni kalau hanyut," ujar seorang warga dalam video yang kini viral di media sosial.
Aksi protes yang digelar warga pada Sabtu sekitar pukul 10.00 WIB berlangsung panas. Mereka mengepung tongkang dan menuntut pihak perusahaan serta pemerintah bertanggung jawab atas kerusakan yang terjadi.
Massa juga melampiaskan kekesalan terhadap kebijakan Pemerintah Provinsi Jambi, yang dinilai lalai mengawasi aktivitas hauling batubara yang melintasi permukiman dan jalur ekonomi masyarakat.
Tokoh masyarakat yang juga mantan anggota DPRD Muaro Jambi, Zulkifli, turut turun ke lokasi. Ia menegaskan bahwa kejadian ini bukan yang pertama kali terjadi di wilayah tersebut.
“Sudah empat kali kejadian serupa. Keramba yang ditabrak itu sedang siap panen. Kami minta ganti rugi dan pertanggungjawaban dari perusahaan batubara,” tegasnya.
Warga juga mendesak pemerintah segera mengevaluasi sistem distribusi batubara, khususnya transportasi melalui sungai yang melewati kawasan pemukiman. Mereka menginginkan adanya zona larangan melintas sejauh 5 kilometer untuk tongkang batubara di sepanjang wilayah Pematang Jering.
Selain menabrak keramba, tongkang batubara sebelumnya juga tercatat pernah menyebabkan kerusakan di titik penting seperti Jembatan Gentala Arasy dan Jembatan Batanghari 1, menambah deretan catatan hitam dari aktivitas ini.
Di tengah gejolak tersebut, warga menyampaikan harapan agar Gubernur Jambi turun langsung ke lapangan untuk menyaksikan kondisi warganya yang terdampak.
“Jangan cuma datang pas kampanye, habis itu hilang. Sekarang kami minta solusi konkret,” ujar Datuk Rasyid, tokoh masyarakat setempat.
Di hari yang sama, kecelakaan tragis terjadi di Jalan Jambi-Muarasabak, tepatnya di Desa Niaso, Kecamatan Maro Sebo, Muaro Jambi, pada Jumat (30/5/2025) pukul 04.30 WIB. Kecelakaan ini melibatkan tiga kendaraan: truk Colt Diesel bermuatan batubara, Toyota Kijang Innova, dan satu unit mobil pick up.
Korban meninggal dunia adalah M Rinaldo Zainal (30), seorang ASN asal Tanjab Timur, yang saat itu menjadi penumpang di Toyota Kijang Innova. Ia meninggal seketika di lokasi kejadian.
Menurut keterangan pihak kepolisian, truk batubara yang dikemudikan Mahfuz Idris (50) mogok dan berhenti di badan jalan tanpa memberi tanda peringatan. Toyota Innova yang dikendarai Riski Harnando (34) tidak sempat menghindar dan menabrak bagian belakang truk. Mobil pick up yang dikemudikan Gunawan Hutagalung (28) juga ikut terlibat dalam kecelakaan tersebut.