JambiDalamBerita.id, Gaza – Hamas dilaporkan tengah mencari kepastian bahwa proposal gencatan senjata terbaru dari Amerika Serikat akan benar-benar mengarah pada akhir perang dengan Israel. Hal ini disampaikan oleh sumber yang dekat dengan kelompok militan tersebut pada Kamis (3/7/2025), di tengah serangan udara Israel yang kembali menewaskan puluhan warga Gaza.
Sementara itu, para pejabat Israel menyebutkan peluang untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata sekaligus kesepakatan pertukaran sandera semakin terbuka, hampir 21 bulan sejak pecahnya konflik antara kedua pihak.
Otoritas kesehatan Gaza mencatat sedikitnya 59 orang tewas akibat serangan Israel pada Kamis. Termasuk di antaranya 17 korban di sebuah sekolah di Kota Gaza yang dijadikan tempat pengungsian.
"Tiba-tiba tenda ambruk dan api menyala. Anak-anak berteriak. Kami tak tahu apa yang terjadi," ujar Wafaa Al-Arqan, salah satu pengungsi, kepada Reuters.
Presiden AS Donald Trump pada Selasa lalu menyatakan bahwa Israel telah menyetujui syarat-syarat penting dalam kesepakatan gencatan senjata selama 60 hari dengan Hamas. Kedua pihak disebut akan bekerja sama untuk mengakhiri perang berkepanjangan ini.
Namun, sumber dari Hamas menegaskan bahwa mereka menuntut jaminan eksplisit bahwa kesepakatan ini tidak hanya sekadar jeda, tapi benar-benar mengarah pada penghentian permanen perang. Dua pejabat Israel mengonfirmasi bahwa negosiasi terkait hal ini masih berlangsung.
Israel menanti tanggapan resmi dari Hamas paling lambat Jumat. Jika responsnya positif, delegasi Israel akan ikut serta dalam perundingan tidak langsung, yang kemungkinan digelar di Mesir atau Qatar, dua negara yang berperan sebagai mediator utama konflik.
Rancangan kesepakatan gencatan senjata melibatkan pertukaran sandera dan tahanan. Hamas akan membebaskan 10 sandera Israel yang masih hidup serta mengembalikan jenazah 18 sandera lainnya. Sebagai imbalannya, Israel akan membebaskan sejumlah tahanan Palestina.
Menurut laporan, dari total 50 sandera yang tersisa di Gaza, hanya sekitar 20 yang diyakini masih hidup.
Seorang pejabat senior yang dekat dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyebut bahwa Israel telah bersiap menyetujui kesepakatan tersebut. Netanyahu dijadwalkan bertolak ke Washington untuk bertemu Presiden Trump pada Senin mendatang.
"Pasti ada kesiapan untuk memajukan kesepakatan," kata Menteri Energi Israel Eli Cohen kepada media lokal Ynet.
Terlepas dari manuver diplomatik yang sedang berlangsung, situasi di lapangan tetap mencekam. Sedikitnya 20 warga sipil dilaporkan tewas saat mengantre bantuan di selatan Gaza, menurut rumah sakit Nasser. Militer Israel mengaku tengah menyelidiki laporan tersebut dan menyatakan bahwa pihaknya tetap berupaya meminimalkan korban sipil saat menyerang kelompok militan.
Perang Israel-Hamas dimulai sejak serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan 1.200 orang di Israel dan membawa 251 sandera ke Gaza. Serangan balasan Israel hingga kini telah menewaskan lebih dari 57.000 warga Palestina, berdasarkan data Kementerian Kesehatan Gaza.
Dengan lebih dari 2 juta warga yang kini mengungsi, wilayah Gaza menghadapi krisis kemanusiaan akut—mulai dari kelaparan luas hingga kehancuran infrastruktur hampir total.
Israel menegaskan bahwa perang tidak akan berakhir sebelum Hamas dilucuti senjata dan kehilangan kontrol atas Gaza. Namun, Hamas menyatakan tidak akan menyerah, kecuali Israel menghentikan perang dan sepakat pada pembebasan seluruh sandera.