Sepak Bola

Kualitas Gizi Pemain Sepak Bola Indonesia Mempengaruhi Performa, Menurut Kepala Badan Gizi Nasional

Reporter : Kurniawan |

Editor : Kurniawan |

Senin, 24 Mar 2025 10:46 Wib

Kepada Badan Gizi Nasional (BGN)Dadan Hindayana

JambiDalamBerita.Id, Jakarta-  Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, mengungkapkan bahwa ada keterkaitan langsung antara kualitas gizi pemain sepak bola Indonesia dan performa mereka di lapangan. Menurut Dadan, salah satu alasan mengapa tim sepak bola Indonesia kesulitan meraih kemenangan adalah kurangnya asupan gizi yang baik, yang berpengaruh pada stamina dan daya tahan pemain selama pertandingan.

“Jangan heran kalau PSSI sulit menang karena bermain 90 menit terasa berat. Kenapa? Karena gizinya tidak bagus dan banyak pemain bola lahir dari kampung,” ujarnya dalam acara di Pendopo Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta, Sabtu lalu.

Dadan menjelaskan bahwa meskipun saat ini kualitas pemain sepak bola Indonesia sudah menunjukkan perbaikan, terutama dengan hadirnya sekitar 17 pemain hasil naturalisasi yang telah mendapatkan gizi yang lebih baik di negara asal mereka seperti Belanda, masalah gizi tetap menjadi tantangan besar.

Baca Juga:

Indonesia vs Bahrain: Pertarungan Penuh Gengsi untuk Lolos ke Piala Dunia 2026, Siapa yang Akan Menang?

Lebih lanjut, Dadan menilai bahwa olahraga, terutama sepak bola, bukan hanya soal latihan fisik, tetapi juga tentang kecerdasan dalam membaca permainan dan strategi. Oleh karena itu, kualitas gizi sejak dini sangat mempengaruhi perkembangan fisik dan mental pemain dalam jangka panjang.

Untuk itu, melalui program Makan Bergizi Gratis (MBG), Dadan berharap intervensi gizi sejak dini dapat dilakukan, mulai dari bayi dalam kandungan, balita, hingga anak-anak di tingkat SD hingga SMA. Hal ini bertujuan agar generasi mendatang memiliki tubuh yang lebih sehat dan siap untuk menjadi tenaga kerja yang produktif serta berkualitas.

Indonesia sendiri, yang saat ini memiliki sekitar 280 juta jiwa penduduk, diperkirakan akan menghadapi pertumbuhan jumlah penduduk yang sangat pesat. Pada tahun 2045, saat Indonesia merayakan 100 tahun kemerdekaannya, jumlah penduduk diprediksi akan mencapai 324 juta jiwa.

Salah satu faktor penyumbang pertumbuhan penduduk adalah tingginya angka kelahiran di keluarga miskin dan rentan miskin. Berdasarkan data yang ada, 78 keluarga dari 100 keluarga miskin memiliki anak sebanyak tiga orang, sementara 12 keluarga lainnya memiliki dua anak. Hal ini menunjukkan bahwa sektor gizi menjadi sangat krusial, mengingat 60% anak-anak dari keluarga miskin ini tidak pernah mendapatkan makanan dengan gizi seimbang, apalagi susu, yang mereka anggap sebagai kebutuhan yang mahal.

Baca Juga:

Kunci Sukses Jepang Kalahkan Bahrain: Pelajaran Berharga untuk Timnas Indonesia, Patrick Kluivert Wajib Catat!

“Jika kita tidak segera mengintervensi dengan program Makan Bergizi Gratis ini, maka kelompok ini akan terus terperangkap dalam lingkaran kemiskinan dan kekurangan gizi, yang berpotensi menghambat perkembangan generasi masa depan,” tambah Dadan.

Dadan menegaskan bahwa upaya untuk meningkatkan kualitas gizi di Indonesia harus dilakukan secara menyeluruh dan berkesinambungan agar Indonesia dapat mencetak generasi muda yang tidak hanya sehat secara fisik, tetapi juga cerdas dalam berpikir dan siap menghadapi tantangan global.

Share :

BERITA TERKAIT


BERITA TERKINI


BERITA POPULER