JambiDalamBerita.id, TANJAB TIMUR — Dinas Kesehatan Kabupaten Tanjung Jabung Timur mencatat peningkatan signifikan kasus HIV pada semester pertama tahun 2025. Hingga akhir Juni, tercatat 7 kasus baru, seluruhnya dialami oleh laki-laki.
Angka tersebut hampir menyamai jumlah kasus sepanjang tahun 2024 yang mencapai 9 orang. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Tanjab Timur, Eko Purnomo, menyebut kondisi ini perlu menjadi perhatian bersama.
“Sejak 2017 hingga pertengahan 2025, total kasus HIV yang ditangani sebanyak 54 orang, dengan 11 di antaranya meninggal dunia,” ujarnya.
Mayoritas penderita berada pada rentang usia produktif, antara 30 hingga 40 tahun. Namun, beberapa kasus juga ditemukan pada usia 20-an, termasuk penularan dari ibu ke anak.
Eko menambahkan, sebagian besar pasien baru memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan setelah muncul gejala. Mereka datang secara kesadaran sendir.
“Pasien yang rutin minum obat tetap dapat menjalani aktivitas normal. Tapi jika kondisinya menurun, perawatan di rumah sakit menjadi pilihan,” jelasnya.
Menurut Eko, kelompok paling rentan tertular HIV di Tanjab Timur adalah waria dan pengguna jarum suntik yang tidak steril. Sementara itu, mobilitas tinggi para penderita menjadi tantangan dalam memastikan pengobatan dilakukan secara teratur.
“HIV memang belum bisa disembuhkan, tapi bisa dikontrol dengan terapi antiretroviral (ARV) yang diminum setiap hari seumur hidup. Jika pengobatan terputus, kondisi tubuh bisa memburuk dan penanganan menjadi sulit,” tegasnya.
Untuk menekan angka penularan, Dinkes Tanjab Timur aktif menggelar edukasi dan pemeriksaan sukarela kepada masyarakat, termasuk skrining HIV bagi ibu hamil.
“Kami sangat menghargai warga yang memeriksakan diri secara mandiri. Deteksi dini sangat penting untuk pencegahan dan pengendalian HIV,” katanya.
Pihaknya juga terus mendorong pembentukan dan peran aktif komunitas ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) yang bertugas memberikan pendampingan moral dan psikologis kepada para penderita.
Eko Purnomo menekankan pentingnya menghilangkan stigma negatif terhadap penderita HIV. Ia mengimbau masyarakat untuk tidak menjauhi orang yang terinfeksi, tetapi fokus pada pencegahan penyakitnya.
“Yang menular itu penyakitnya, bukan penderitanya. Mari kita dukung mereka, jangan dikucilkan. Terapkan hidup sehat, setia pada pasangan, dan selalu terbuka untuk pemeriksaan rutin,” tuturnya.
Bagi masyarakat yang ingin melakukan pemeriksaan HIV secara sukarela, Dinas Kesehatan Tanjab Timur membuka layanan di seluruh Puskesmas dan fasilitas kesehatan yang tersebar di wilayah kabupaten.
“Jika merasa mengalami gangguan kesehatan, segera periksakan diri ke faskes terdekat agar dapat segera ditangani,” pungkasnya.