Ia menilai, semestinya sopir mendapat bayaran yang sepadan dengan risiko dan beban kerja yang mereka tanggung.
Temuan Dedi Mulyadi ini kemudian memicu diskusi hangat di kalangan masyarakat, terutama terkait transparansi industri air kemasan dan kesejahteraan pekerja lapangan.
Banyak pihak mendesak agar pemerintah melakukan audit menyeluruh terhadap praktik operasional pabrik air mineral, termasuk sumber air dan sistem distribusinya.
Meski demikian, perlu diingat bahwa setiap pabrik air mineral memiliki sumber air berbeda-beda.
Sebagian besar pabrik lain diketahui mengambil air dari mata air pegunungan, seperti yang berada di kawasan Gunung Salak, yang sudah melalui proses survei ketat para ahli geologi.
Oleh karena itu, temuan di Subang tidak dapat digeneralisasi untuk semua produk air mineral di Indonesia.
Setiap pabrik memiliki standar dan sumber air tersendiri yang disesuaikan dengan hasil kajian lingkungan dan kualitas air di wilayahnya masing-masing.
Publik kini menantikan langkah tegas dari Dedi Mulyadi untuk menindaklanjuti hasil sidak tersebut.