Jambidalamberita.id, MUAROJAMBI – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi menegaskan bahwa budaya Melayu memiliki peran strategis sebagai salah satu pilar penting dalam arah pembangunan nasional yang berkarakter, beradab, dan berkelanjutan.
Hal ini disampaikan karena wilayah Jambi pernah menjadi pusat perdagangan dunia di masa lampau.
Wakil Gubernur Jambi Abdullah Sani menyampaikan hal tersebut saat membuka Seminar Nasional Kedigdayaan Melayu Jambi yang digelar di Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muaro Jambi, Kabupaten Muaro Jambi.
“Kedigdayaan Melayu Jambi bukan sekadar mengenang masa kejayaan, tetapi menjadi refleksi penting bahwa nilai-nilai adat dan budaya Melayu merupakan pilar utama dalam mendukung arah pembangunan daerah maupun nasional,” ujarnya.
Abdullah Sani menjelaskan bahwa jejak sejarah peradaban Melayu Jambi telah tercatat dalam berbagai naskah kuno sejak abad ke-7 Masehi, termasuk dalam catatan Dinasti Tang dan Song di Tiongkok, serta kronik India dan Arab. Catatan tersebut menempatkan Jambi sebagai pusat pelayaran dan perdagangan internasional yang menjadi penghubung penting antara Timur dan Barat.
Ia menambahkan, pada masa kejayaannya, Jambi berperan sebagai simpul ekonomi dan budaya internasional serta pintu gerbang peradaban Nusantara. Nilai-nilai adat yang berpijak pada prinsip “adat bersendikan syarak, syarak bersendikan Kitabullah” telah membentuk karakter masyarakat Jambi yang religius, terbuka, dan berkeadilan.
“Nilai-nilai tersebut tetap relevan hingga kini untuk menjawab tantangan modernisasi dan globalisasi,” kata Abdullah Sani, Sabtu (8/11).
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa Pemprov Jambi memberikan perhatian besar terhadap pelestarian budaya daerah, termasuk budaya Melayu Jambi, karena memiliki kontribusi penting dalam pembangunan manusia yang berdaya saing.
Hal itu tercermin dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jambi 2025–2029, di mana salah satu misinya adalah meningkatkan keberlanjutan pembangunan dan kualitas sumber daya manusia yang berbudaya serta berkesetaraan gender. Salah satu indikator keberhasilannya adalah peningkatan Indeks Pembangunan Kebudayaan.